GEMPABUMI TANGGAMUS AKIBAT SUBDUKSI LEMPENG

Hari Senin, 2 Mei 2016, pukul 11.21.25 WIB terjadi gempabumi tektonik berkekuatan M=5,8 yang mengguncang wilayah Lampung dan Banten. Pusat gempabumi ini terletak pada koordinat 5,41 Lintang Selatan dan 104,33 Bujur Timur, tepatnya di daratan pada jarak 28 kilometer arah baratdaya Tanggamus, Lampung dengan kedalaman hiposenter 127 kilometer.

Gempabumi ini dirasakan cukup kuat di berbagai daerah di Lampung. Berdasarkan informasi peta tingkat guncangan (Shake Map BMKG), tampak bahwa guncangan gempabumi di daerah Krui, Liwa, Tanggamus, Kota Agung, dan Bandar Lampung mencapai skala intensitas IV MMI.

 

Karena hiposenter gempabumi ini berada di kedalaman menengah maka gempabumi ini memiliki spektrum getaran yang cukup luas. Sehingga getaran gempabumi ini dapat dirasakan hingga di Tangerang, Jakarta, dan Bandung dalam skala intensitas I-II MMI. Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi yang terjadi.

 

Gempabumi Tanggamus ini jika ditinjau dari letak episenternya berada di dekat dengan Zona Sesar Sumatera. Namun demikian gempabumi ini tidak dibangkitkan oleh aktivitas sesar aktif tersebut. Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini merupakan gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hiposenter gempabumi ini terletak di zona Benioff, yaitu zona subduksi lempeng yang sudah menukik di bawah lempeng Eurasia.

 

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi dibangkitkan oleh penyesaran oblique, yaitu kombinasi penyesaran naik dan mendatar dengan dominasi pergerakan naik.

 

Terkait dengan peristiwa gempabumi ini, masyarakat dihimbau untuk tidak perlu khawatir karena gempabumi ini bukan gempabumi dangkal sehingga tidak berpotensi merusak. Potensi gempa susulan tetap ada tetapi kekuatannya akan semakin kecil dan tidak membahayakan.

 

Daerah lampung memang merupakan kawasan rawan gempabumi karena lokasinya yang berdekatan dengan zona subduksi lempeng dan wilayahnya yang dilintasi zona sesar Sumatera. Gempabumi merusak terakhir di Lampung adalah gempabumi Liwa yang terjadi pada 15 Februari 1994. Gempabumi ini mengakibatkan kerusakan parah di daerah Liwa dan sekitarnya. Berdasarkan laporan, sebagian besar bangunan rumah di daerah Liwa mengalami rusak berat dan roboh. Tak kurang dari 196 jiwa dari beberapa desa dan kecamatan di Lampung Barat meninggal dunia, sementara jumlah korban yang terluka hampir mencapai 2.000 orang.***

 

Dr. Daryono, S.Si., M.Si.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG

 

Sumber : bmkg

Posted in Berita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *