Membangun Prakarsa dan Partisipasi Mandiri Rakyat Dalam Kampung Bakoh

Untuk menguatkan kapasitas masyarakat dan lingkungan yang telah membentuk Satgas Covid-19, dimana pada masa pandemic ini sudah banyak lingkungan dan wilayah di Kota Yogyakarta khususnya dan DI Yogyakarta pada umumnya banyak membentuk satuan tugas Covid-19 yang bertujuan untuk mengatasi permasalah yang diakibatkan virus Covid-19.

Permasalahan yang dialami tidak hanya masalah kesehatan, walaupun inti dari pandemic ini adalah penyakit yang berhubungan utamanya dengan kesehatan, akan tetapi juga berkaitan dengan masalah ekonomi, social budaya, pendidikan, keamanan dan bidang lainnya. Dengan pemberlakuan pembatasan social berskala besar (PSBB), muncul istilah lockdown, isolasi wilayah, dan sebagainya berdampak langsung pada kehidupan yang dahulunya normal menjadi tidak normal.

Senin, 11 Mei 2020 bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia (STIE Mitra Indonesia) dilaksanakan workshop “Membangun Prakarsa dan Partisipasi Rakyat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dengan Sistem Kampung Bakoh”. Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Dewan Eksekutif Association of Resilencu Movement (ARM), perwakilan dari Satgas Covid-19 Suryo Bakoh, Satgas Covid-19 Pandeyan RW 12, STIE Mitra Indonesia, Forum Organisasi Masyarakat Sipil Yogyakarta dan praktisi ahli social kemasyarakatan.

Dalam acara tersebut dua perwakilan dari satgas Covid-19 Suryo Bakoh RW 19 dan Satgas Covid-19 Pandeyan RW 12, memaparkan pelaksanaan program mulai dari perencanaan hingga perkembangan terkini. Dari dua pemaparan perwakilah 2 satgas Covid-19 tersebut keberhasilan program diawali dengan keterlibatan secara sukarela dan ikhlas dari warga yang bersedia menjadi sukarelawan untuk menjalankan program-program tersebut.

Sukarelawan akan menjalankan program kerja yang telah dibuat dan juga menjaga agar protocol yang telah disepakati dan disebarluaskan dapat berjalan secara efektif, sehingga tujuan pengurangan penyerbaran virus Covid-19 akan berhasil.

Kemudian pemaparan terakhir oleh Dewan Eksekutif Nasional ARM, dimana dalam paparannya menyebutkan perlunya sinergitas atau kerjasama antar kampung yang sudah ataupun belum memiliki satgas Covid-19 namun secara mandiri sudah melaksanakan seperti yang telah memiliki satuan tugas. Dengan adanya sinergi atar kampung ibaratnya sister village akan membantu memecahkan permasalahan ekonomi, ketahanan pangan dan keamanan, dimana nanti antar kampung akan saling berkomunikasi dan berkoordinasi terkait kebutuhan apa yang berlebih dan kurang, sehingga harapannya antar kampung akan saling melengkapi dan mencukupi.

Kesimpulan dari kegiatan workshop tersebut adalah perlunya kerjasama antar kampung di wilayah kota Yogyakarta bahkan juga perlu dikembangkan sampai dengan Kabupaten yang ada di DI Yogyakarta, sehingga di sepakati untuk membuat membangun sebuah system yang diberi nama Kampung Bakoh. Selain itu perlu mengajak pemerintah sebagai otoritas kebijakan untuk dapat juga terlibat langsung, sehingga perlunya bertemu untuk berdiskusi dengan Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta maupun DI Yogyakarta.

Posted in Berita and tagged , , , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *