Bertempat di pendopo ARM, di jalan Prof. Soepomo No. 121, tanggal 1 Mei 2016, pukul 19.00 dilangsungkan kegiatan diskusi dan berbagi pengetahuan yang dikemas dalam wedangan mitigasi. Tema yang diusung dalam diskusi tersebut adalah terkait dengan hari bumi dan lingkungan yakni Menjaga Lingkungan dan Bumi dari Kerusakan.
Sebagai narasumber pada wedangan mitigasi malam itu adalah Eko Teguh Paripurno, sudah tidak asing lagi bagi para pegiat dan pekerja bencana di Indonesia dengan nama panggilan “ET” yang biasa disandang Eko Teguh Paripurno, sebagai pengantar dalam membuka diskusi dan berbagi pengetahuan terkait tema lingkungan, Pak ET membuka dengan Bencana menjadi menarik jika tingkat kehilangan atau kerugian tinggi.
Terkait dengan isu lingkungan, dikatakan “Sesungguhnya yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan terjadi karena apa?” lontaran pertanyaan dari ET kepada peserta diskusi wedangan mitigasi dijawab dengan beragam jawaban,misalnya Mas Dono, seorang aktifis bencana yang berlatar belakang hukum menjawab “karena adanya kontradiksi kepentingan dan penurunan kualitas hidup”.
Acara yang diselenggarakan setiap bulan pada minggu ketiga ini telah dilaksanakan dua kali, pada wedangan mitigasi yang pertama mengambil tema tentang “Perempuan dan bencana” dengan nara sumber mbak Wahyu dari Swara Nusa. Hasil pembahasan diskusi dalam wedangan mitigasi ini nantinya akan di bukukan sebagai penambah wawasan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi terkait mitigasi bencana.
Dihadiri dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, budayawan, seniman, pegiat LBH, media lokal di Jogja, Mahasiswa, komunitas relawan, sampai personal. Malam itu ada satu kesepakatan bersama terkait rusaknya lingkungan terutama masalah air, perlunya ditindaklanjuti untuk membuat sebuah gerakan membuat sumur resapan, sebagai alternatif jika terjadi hujan dalam durasi panjang dan menyebabkan meluapnya saluran pembuangan yang kini menjadi permasalahan di perkotaan memicu terjadinya banjir atau genangan air.