Shelter Mandiri merupakan terobosan Pemerintah Desa setempat dalam penanggulangan COVID-19 yang jumlah kasusnya masih fluktuatif dan berkepanjangan. Shelter Tangguh tingkat Desa akan membatasi penyebaran penyakit di masyarakat dan secara tidak langsung mengurangi beban Rumah Sakit dan Pemerintah.
Shelter ini menempati bangunan yang terpisah dari bangunan untuk peruntukan yang lain, dilakukan penataan sedemikan rupa sehingga aman bagi pasien, petugas, masyarakat dan lingkungan tetapi tetap layak dan relatif nyaman bagi penderita.
Bertempat di gedung balai desa Nanggungan kamis 14/4/2022 dilaksanakan pelatihan shelter mandiri terpadu desa, dengan pemateri dr. Tri Widjaja, Ketua Satgas COVID-19 IDI Wilayah DI Yogyakarta, dimulai pukul 14.00 diikuti peserta sejumlah 30 orang dari desa Semanten, Widoro dan Nanggungan.
Operasional shelter tingkat desa bertujuan untuk mencegah pasien tetap isolasi mandiri di rumah yang menyebabkan jumlah kasus lebih sulit dikendalikan. Maka prioritas pembukaan shelter adalah memutus penularan di komunitas dan mengurangi kebutuhan bed COVID rumah sakit untuk pasien COVID-19, khususnya wilayah kabupaten setempat. Karena prioritas tersebut maka dibutuhkan kecepatan menampung penderita, penataan lain dilakukan simultan sambil jalan supaya lebih rapi dan lege artis.
Idealnya untuk membentuk shelter didahului koordinasi pemerintah Kalurahan, Puskesmas, Satgas Desa, Satgas Dusun dan PKK tingkat Desa dan Dusun dan pihak terkait lainnya. Bila perlu mengundang person yang bisa mengarahkan operasional shelter, yang bisa memandang dari berbagai aspek sehingga shelter berjalan rancak dan sesuai ilmu kesehatan, aman untuk petugas, masyarakat, lingkungan serta pasien itu sendiri.