Peringatan 5 tahun ARM Indonesia

Dalam rangka memperingati hari terbentuknya perkumpulan Association of Resiliency Movement yang kelima yang jatuh pada tanggal 10 Februari 2015, ARM Indonesia menyelenggarakan kegiatan sederhana yakni dengan menggelar kembali forum diskusi rakyat tangguh ‘Wedhangan Mitigasi” dengan tema diskusi “Peran Komunitas/Kelompok tangguh dalam Pengurangan Risiko”.

Menghadirkan narasumber yakni salah satu dewan pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana Prof. Sarwidi, MSCE, PhD, IPU, bertempat di Joglo Paud Lemahrubuh, dusun 2, Selopamioro, Imogiri, Bantul, pada hari Sabtu, 15 Februari 2020. Pemilihan tempat di salah satu dusun di kecamatan Imogiri dikarenakan dalam beberapa waktu ini ARM Indonesia sedang bekerjasama dengan Komunitas Kali Celeng Imogiri.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 20.00 ini diawali dengan pemotongan nasi tumpeng, yang menurut tradisi jawa tumpeng merupakan singkatan dari  ‘yen metu kudu mempeng’ yang memiliki arti tersendiri. Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia ‘ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat.’ Selain itu melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan. Pemotongan nasi tumpeng dilakukan oleh ketua ARM Indonesia Andy Reza, SH., MM., MA diberikan kepada Prof. Sarwidi, dengan sebelumnya dilaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh relawan muda ARM Indonesia Dinul Qoyim.

Selesai prosesi pemotongan nasi tumpeng sebagai wujud rasa syukur 5 tahun keberadaan ARM untuk terus dapat eksis dalam melakukan kerja-kerja kemanusiaan seperti yang disampaikan ketua ARM dalam sambutannya.

Dilanjutkan acara forum diskusi rakyat tangguh yang dihadiri mitra ARM seperti PKBI DIY, Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai (P3S), Komunitas Kali Celeng (KKC) Imogiri, pada dukuh 7 desa di sekitar kali celeng Imogiri dan warga masyarakat sekitar Selopamioro.

Beberapa hasil diskusi yang didapat antara lain :

  • Relawan itu tangguh, rela dan solutif bukan mengeluh, bukan berdiam diri.
  • Ibarat Telur dan Ayam manakah yg lebih dulu? Begitulah masyarakat dan pemerintah, tanggap darurat tidak perlu saling menunggu siapapun yang lebih dulu dan mampu, mari kita maju.
  • Melihat kesulitan itu sebagai hikmah / peluang untuk lebih maju.
  • Negara dibentuk oleh masyarakat, negara maju dan terus berkembang karena adanya relawan
  • Peran relawan / komunitas dalam bencana bisa di Pra – Saat – Pasca
  • Terdapat 26 bidang relawan sesuai dalam Perka BNPB No. 17 tahun 2011, pilihlah keahlian dan kembangkakan keahlian tersebut. Manusia dikatakan ahli bukan karena tahu segalanya tetapi karena memang ahli pada bidang tertentu
  • Pentingnya peran masyarakat pada pra bencana ( merubah mindset, perlilaku menyiapkan segala sesuatunya sebelum terjadinya bencana, bukan kita berdoa untuk adanya bencana tapi begitulah apa adanya kuasa Allah tidak ada yang tahu mari kita siapkan segala sesuatunya sehingga disaat ada kejadian kita siap dan kuat menghadapinya).
  • Komponen penanggulangan bencana seperti berbadan kukum / legislasi, bentuk organisasi, pendanaan, perencanaan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta implementasi.
  • Dalam pengelolaan bantuan, pentingnya laporan pertanggungjawaban dan transparan untuk menjagaa kepercayaan masyarakat
Posted in Berita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *