Sejak tanggal 28 Maret 2016, perkumpulan Association of Resiliency Movemet (ARM) bersama dengan Rumah Baca Sangkrah dan Kampungnesia, menggelar workshop Kampung Tangguh Bencana di Sangkrah, sebuah kampung di kota Solo, berada di pinggir sungai Pepe.
Diadakanya workshop kampung tangguh bencana ini, dikarena hampir dipastikan setiap tahun ketika memasuki musim hujan, terjadi genangan air yang menyebabkan air masuk ke jalan perkampungan bahkan bisa sampai masuk kedalam rumah warga, penyebab utama bukan dari sungai Pepe yang juga menyambung ke sungai Bengawan Solo, akan tetapi dikarenakan saluran drainase yang tidak muat untuk menampung buangan air hujan.
Awal sebelum dilaksanakan workshop, dilakukan pengkajian dan analisa terkait ancaman dan risiko yang ada di kampung Sangkrah, setelah itu penetapan program kerja. Proses pengkajian, analisa sampai dengan perencanaan kegiatan dilakukan dengan melibatkan warga dan tokoh masyarakat di kampung Sangkrah dan Rumah Baca Sangkrah.
Program yang direncanakan antara lain, pelatihan penguatan kapasitas warga Sangkrah, seperti pelatihan Pengkajian (assessment), logistik, Pertolongan Korban Banyak dan Manajemen Bencana dan Posko, selanjutnya setelah pelatihan diberikan, dilanjutkan dengan pembuatan peta resiko dan ancaman, sebuah dokumen terkait dengan peta resiko, data warga seperti berapa jumlah orang rentan bencana seperti perempuan, lansia, balita, ibu hamil, dan difabel minimal harus ada di tingkat RT dan RW.
Simulasi atau latihan lapangan untuk mencoba mengevaluasi apa yang telah dilatih dan dipersiapkan serta di rencanakan, dengan tujuan agar menjadi terbiasa menghadapi segala risiko walau belum terjadi kejadian, direncanakan simulasi atau gladi lapang akan dilaksanakan pada akhir bulan Mei 2016.